Rabu, 02 November 2011

Benarkah UFO telah melancong ke Bali selama satu jam?


Dari dunia maya, berita mengenai UFO Bali muncul ke permukaan. Walaupun tidak cukup untuk membuat efek heboh seperti kemunculanCrop Circle, namun, dalam dua hari, kompas.com menayangkan paling tidak empat berita mengenai peristiwa ini.




Dalam satu minggu ini, beberapa pembaca menanyakan pendapat saya mengenai berita ini. Mungkin dikarenakan sebelumnya telah beredar berita mengenai adanya konvoi ufo yang disebut muncul di Denpasar. Walaupun kisah ini diberitakan oleh media ternama seperti kompas.com, namun saya menemukan cukup alasan untuk meragukan kebenarannya. Paling tidak meragukan foto yang ditampilkannya.


Salah satu berita yang dimuat kompas.com pada tanggal 7 Juni 2011 adalah berita yang berjudul "UFO "Melancong" ke Bali selama satu jam":
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah keluarga di Perumahan Citra Pratama, Kerobokan Kelod, Kuta, Bali, mengaku melihat unidentified flying object (UFO) alias benda terbang misterius. Benda tersebut terlihat sebanyak dua kali.


"Benda itu terlihat sekali pada dua pekan lalu dan terlihat sekali lagi pekan lalu," tutur Rini Wulandari, salah seorang warga, Selasa (7/6/2011).


Saksi mata yang melihat penampakan benda tersebut adalah kakak kandungnya, Diajeng Susilaningrum, dan seorang pembantu rumah tangga. Pada penampakan kedua kalinya, UFO malah sempat disaksikan oleh empat anggota keluarga lainnya.


"Benda itu terlihat seperti pesawat yang diam, tidak bergerak, hanya melayang di udara. Di bagian bawah pesawat ada banyak lampu yang menyala sangat terang," jelas Rini.


Benda tersebut terlihat pada malam hari di lokasi persawahan di sekitar perumahan. Pada penampakan pertama, benda tersebut hanya terlihat selama beberapa menit. Namun, pada penampakan kedua, benda tersebut terlihat melayang lebih lama, yaitu hingga selama satu jam, dan berhasil diabadikan melalui kamera di telepon seluler.


Sayang, peristiwa tersebut terjadi pada malam hari. Gambar yang berhasil diambil hanya memperlihatkan lampu-lampu yang dikatakan berada di bagian bawah UFO tersebut. Sementara badannya sendiri tak terlalu jelas terlihat.
Selain berita tersebut, kompas juga memuat sebuah foto yang disebut diambil oleh saksi.


Ini screen shot dari kompas.com:



Di caption foto sebelah kanan atas tertulis "Rini Wulandari".


Di Caption bawah tengah tertulis: "Penampakan UFO (Unidentified Flying Object) atau benda terbang misterius di persawahan dekat perumahan Citra Pratama, Kerobokan Kelod, Kuta Bali."


Caption ini mengindikasikan kalau foto ini adalah milik Rini Wulandari, yang dengan demikian merupakan foto UFO yang berhasil dipotret olehnya.


Jika kita membaca keempat berita yang ditayangkan oleh kompas.com, kita bisa menemukan inkonsistensi kecil. Misalnya, pada berita yang ditulis sang wartawan, disebutkan: "Sayang, peristiwa tersebut terjadi pada malam hari.Gambar yang berhasil diambil hanya memperlihatkan lampu-lampu yang dikatakan berada di bagian bawah UFO tersebut. Sementara badannya sendiri tak terlalu jelas terlihat."


Kalimat ini mengindikasikan kalau UFO itu berukuran besar dan cahaya-cahaya yang terlihat pada foto di atas adalah lampu-lampu yang berada di bagian bawah UFO.


Namun, deskripsi ini tidak sesuai dengan berita yang dimuat tanggal 8 Juni 2011 yang berjudul: "UFO di Bali berbentuk Bulat bercahaya".


Dalam berita itu disebutkan: "Ia pun menggambarkan bahwa bentuknya bulat dengan pinggir lingkaran terang, tetapi di sekelilingnya terdapat cincin-cincin yang berputar-putar. Baginya itu indah. Karenanya, ia pun sontak menelepon dua pembantunya dan seorang keponakannya. Sayangnya, baterai telepon genggamnya tak bersahabat alias mati. Alat perekam lainnya pun tak ada. Namun, Lasni, pembantunya, memiliki telepon genggam dengan kemampuan foto 2 megapiksel. Hasilnya lumayan karena jika diperbesar, bentuk benda itu bisa terlihat."


Berita pertama menyebutkan kalau foto tersebut hanya memperlihatkan lampu-lampu di bagian bawah UFO. Di berita kedua disebutkan kalau bentuk "benda" tersebut bisa terlihat.


Jika kita mencari jalan tengah, kita memang bisa merekonsiliasi kedua kalimat tersebut. Misalnya, mungkin ada lebih dari satu foto dan mereka sedang berbicara mengenai dua foto yang berbeda - tetapi dalam berita ini, sang wartawan tidak memberikan kita petunjuk mengenai itu.


Karena itu saya menyebutnya sebagai inkonsistensi kecil. Tetapi, alasan saya untuk meragukan berita ini bukan karena inkonsistensi tersebut, melainkan karena foto yang ditampilkan.


Jika kita melihat foto ini, memang imajinasi kita bisa membayangkan kalau cahaya-cahaya tersebut adalah lampu-lampu yang berada di bagian bawah UFO.


Seperti biasa, media online umumnya memuat foto dalam ukuran kecil (mungkin untuk menghemat bandwith) sehingga mustahil untuk memeriksa foto itu dengan lebih seksama. Namun, kita bisa mengatur kontras foto tersebut untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai objek yang tertangkap di dalamnya.


Ketika saya mengatur kontrasnya, yang terlihat adalah seperti ini:


Sekarang, apa yang kalian lihat?


Bagi saya, foto itu terlihat seperti sebuah lanskap darat. Di atas tiga cahaya di tengah, kita bisa melihat bagian gelap bersisi rata yang terlihat seperti atap bangunan. Di bagian kiri bawah terlihat adanya garis putih mirip seperti yang ada pada jalan raya.


Selain itu, ruang di bagian kiri atas foto terlihat lebih terang. Ini mengindikasikan kalau sisi kiri foto tersebut adalah langit, bukan objek padat, sehingga tidak sesuai dengan deskripsi saksi yang menyebutkan kalau cahaya-cahaya tersebut adalah lampu di bawah UFO.


Sebagai perbandingan, coba lihat foto lain di bawah ini yang diambil di Arizona, Amerika Serikat:


Apa yang kalian lihat? Lihat juga sisi kiri atas.




Tidak.


Jika kita mengatur kontras dan cahaya pada foto, kita akan mendapatkan ini:


Sebuah lanskap darat!


UFO di kiri atas foto ternyata hanya sebuah lampu jalan.


That's it. Itu pendapat saya mengenai berita kemunculan UFO yang dimuat kompas.com.


Lalu, apa pendapat kalian? apakah kalian melihat objek berbentuk bulat dengan lampu-lampu di bawahnya pada foto tersebut?


Komentar Pilihan
Anonymous said... 


Saya dari Denpasar. Saya rasa saksi mata itu mungkin jarang di bali karena sekarang di bali lagi musim layangan yang dipasang lampu. Jangan kira layangannya hanya berukuran 1 x 1 meter karena punya teman saya ukurannya 5 x 3 (tinggi) meter dan diisi lampu. Kalo mau menerbangkannya, ya di sawah, kalo malam ya kaya UFO, dan suara dari gaungan (bagian layangan yang mampu mengeluarkan suara) mirip dengungan lebah/nyamuk yang mungkin sebagian orang akan berpendapat lain mengenai suara itu.

Ada lagi layangan banjar (layangan yang dibuat oleh pemuda RT), besarnya hingga 10 meter lebih, kalo dibawa harus pake truk besar, dan di atas truk itu pun layangannya masih lebih besar dari truknya. Sebagian ada yang diberi lampu, jadi kalo dipatok (layangan yang dibiarkan mengudara semalaman), kesan anehnya terasa.


June 15, 2011 12:36 AM(wikipedia)

Petualangan Kapal SS Jesmond dan penemuan Atlantis yang muncul dari dalam laut

Tidak ada yang tahu dimana letak benua atlantis yang sebenarnya. Benua misterius yang disinggung oleh Plato ini memang tenggelam karena gempa dan saat ini dipercaya berada di dasar laut. Namun, pada tahun 1882, sebuah kapal dagang bernama SS Jesmond menemukan sebuah pulau yang sepertinya baru saja muncul dari dasar laut. Pulau itu dipercaya merupakan sisa-sisa peradaban Atlantis karena artefak-artefak yang ditemukan di atasnya.


Menurut legenda, pada tanggal 1 Maret 1882, kapal dagang Inggris seberat 1495 ton bernama SS Jesmond yang mengangkut buah-buah kering sedang dalam pelayaran rutinnya melintasi Samudera Atlantik. Kapal ini berangkat dari Messina, Sisilia, dengan tujuan New Orleans. Seharusnya pelayaran ini hanya menjadi pelayaran rutin bagi para awak, termasuk sang kapten kapal, David Amory Robson.

Pada saat itu, mereka baru saja melewati selat Gibraltar dan berada sekitar 200 mil sebelah barat Madeira dan di sebelah selatan Azores, kurang lebih pada jarak yang sama.

Kemana pun mereka melemparkan pandangan, hanya samudera yang terlihat. Namun, tidak berapa lama kemudian, mereka melihat sesuatu yang lain di permukaan air.

Tidak seperti biasanya, hari itu lumpur tebal terlihat menutupi permukaan air. Bukan itu saja, kapten Robson juga melihat ikan-ikan mati yang diperkirakan berjumlah setengah juta ton tersebar di area seluas 7.500 mil persegi.

Robson mengira sesuatu sedang terjadi di dalam perairan, tetapi ia tidak bisa memastikannya.

Ia memerintahkan sang juru mudi untuk terus menjalankan kapal, melewati jutaan ikan-ikan mati dan lumpur yang tebal.

Keesokan paginya, sesuatu yang aneh terlihat. SS Jesmond, yang saat itu masih berlayar sesuai dengan arah yang telah ditentukan, menemukan sebuah pulau misterius terbentang di hadapannya. Kapten Robson menyadari kalau pulau ini mungkin baru saja muncul dari dalam laut. Ia sudah biasa melewati jalur ini dan tidak pernah melihatnya sebelumnya. Lagipula, petanya menunjukkan kalau wilayah ini tidak memiliki daratan sama sekali.

Pulau itu berukuran besar, sekitar 30 mil dari utara ke selatan. Di atas pulau tersebut, terlihat adanya sebuah gunung yang mengeluarkan asap.

Pada saat itu, Kapten Robson menerima berita dari stasiun pemantau di Azores dan Canary yang melaporkan adanya letusan kecil gunung api bawah laut. Sekarang Robson yakin kalau aktivitas gunung itu telah menyebabkan kematian jutaan ikan dan munculnya lumpur misterius di atas permukaan laut. Karena itu ia berpikir kalau kemunculan pulau misterius di hadapannya mungkin juga dikarenakan aktivitas gunung berapi itu.

Rasa ingin tahu Robson mulai bangkit. Lalu ia memimpin sebuah tim kecil untuk menyelidiki pulau itu.

Ketika ia menginjakkan kaki di pulau itu, ia menemukan kalau tempat itu didominasi oleh basalt hitam dan sedimen tanah yang terbentuk dengan baik. Di atasnya juga terlihat banyak ikan mati, sama seperti di perairan yang mereka jumpai sebelumnya. Permukaan pulau itu kosong, tidak terdapat tanaman ataupun pantai yang berpasir. Selain itu, banyak terdapat celah-celah alami yang mengeluarkan uap secara konstan.

Tidak berapa lama kemudian, tanpa sengaja seorang awak kapal menemukan sebuah benda yang setelah diperhatikan dengan teliti ternyata sebuah mata anak panah.

Sekarang mereka menjadi lebih antusias.

Lalu mereka mulai menggali secara acak dengan semangat hingga kembali menemukan sejumlah mata anak panah bersama dengan pisau-pisau kecil.

Robson segera kembali ke kapal dan mengambil peralatan yang lebih lengkap. Kali ini ia juga membawa 15 orang sukarelawan. Menjelang malam, mereka telah menemukan artefak-artefak lain yang sangat di luar dugaan.

Mereka menemukan sebuah patung wanita yang dipenuhi oleh lumut. Patung itu diukir pada satu sisi batu dan ukurannya sedikit lebih besar dibanding manusia pada umumnya. Lebih jauh ke tengah pulau, mereka menemukan dua buah dinding batu. Di dekatnya, mereka menemukan sebuah pedang yang terbuat dari logam berwarna kuning yang tidak diketahui jenisnya.

Mereka juga menemukan mata tombak, mata kapak, cincin-cincin logam dan keramik-keramik berbentuk burung dan hewan-hewan lain. Lalu, mereka juga menemukan dua buah toples tanah liat besar yang didalamnya berisi sisa-sisa tulang dengan tengkorak manusia. Yang cukup luar biasa adalah penemuan sebuah sarkofagus dengan mumi di dalamnya.

Robson menyadari kalau mereka telah menemukan sisa-sisa peradaban masa lampau. Dan ini cukup luar biasa karena pulau itu sepertinya baru muncul dari dalam laut.

Ia ingin terus melanjutkan pancarian, namun cuaca mulai tidak mendukung sehingga ia memutuskan untuk kembali ke kapal dengan membawa semua artefak yang ditemukannya. Namun, ia berniat untuk kembali lagi. Jadi ia menandai posisi pulau tersebut di catatannya, yaitu 31° 25′ N, 28° 40′ W.

Ia memerintahkan untuk mengangkat jangkar dan melanjutkan perjalanan. SS Jesmond tiba di New Orleans pada tanggal 31 Maret.

Setelah tiba di New Orleans, penemuan pulau dan artefak-artefak misterius tersebut mulai terdengar oleh media. Lalu, sebuah koran lokal memberitakannya hingga kemudian menyebar ke seluruh negara.

Wartawan dari harian New Orleans Times Picayune yang mewawancari Robson menulis kalau ia telah diperlihatkan artefak-artefak yang ditemukan dan tidak merasa kalau benda-benda itu palsu. Wartawan itu juga mengatakan kalau kapten Robson berniat menyumbangkan semua artefak tersebut kepada museum Inggris.

Namun, kemudian semuanya menjadi misteri.

Pada tanggal 19 Mei, Robson diketahui kembali ke Inggris tanpa membawa penemuannya.

Sejak itu pula, keberadaan artefak-artefak tersebut tidak diketahui lagi.

Pada tahun 1940, kantor perusahaan pengapalan yang menaungi SS Jesmond, yaitu Watts, Watts and Company di Inggris, mengalami pengeboman oleh pasukan Jerman sehingga catatan perjalanan kapal SS Jesmond ikut hancur bersamanya. Jadi, para peneliti yang kemudian mencoba untuk menyelidiki klaim Robson tidak bisa menemukan apa-apa lagi. Selain itu, juga tidak ditemukan adanya catatan donasi dari Robson kepada museum Inggris.

Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah kisah penemuan itu hanya rekayasa Robson?

Lawrence Hill yang pernah meneliti mengenai misteri ini cukup percaya dengan kisah Robson. Ia punya teori mengapa artefak tersebut tidak pernah terlihat lagi.

Menurutnya, nama logam kuning pada pedang yang ditemukan oleh Robson adalah Tumbaga, yaitu logam campuran yang terdiri dari 80% emas dan 20% tembaga. Logam jenis ini disebut Plato sebagai Orichalcum yang menurutnya banyak terdapat di Atlantis. Hill juga menyebutkan kalau Robson telah melebur pedang tersebut untuk mengambil emasnya. Ada kemungkinan kalau Robson telah mengurungkan niatnya untuk menyumbangkan penemuannya tersebut. Karena itu artefak-artefak tersebut tidak dapat ditemukan kembali.

Selain itu, pulau misterius yang dilihat oleh Kapten Robson sepertinya juga dilihat oleh Kapten James Newdick, kapten kapal The Westbourne. Saat itu, Kapten Newdick sedang berlayar dari Marseilles menuju New York. Namun, ia mencatat posisi pulau tersebut pada 5º 30′ N, 24º W, tidak terlalu jauh dari lokasi sebelumnya. Ini mengindikasikan kalau pulau itu mengapung atau memang ada dua pulau berbeda yang baru muncul dari dalam laut.

Lalu, peneguhan yang lain datang dari para awak kapal lain yang kurang lebih pada waktu yang sama berlayar melewati wilayah itu. Mereka juga melihat ikan-ikan mati di atas lautan. Kesaksian mereka mengenai ikan-ikan mati itu juga diberitakan di harian-harian lokal.

Jadi, ada beberapa aspek dari kesaksian Robson yang bisa dikonfirmasi.

Mengenai munculnya sebuah pulau dari dalam laut, itu pun bukan sesuatu yang aneh. Peristiwa geologi semacam ini sesungguhnya telah terobservasi beberapa kali. Misalnya, belum lama ini, sebuah pulau tiba-tiba muncul dari dalam laut di lepas pantai Pakistan. Para nelayan setempat melaporkan peristiwa ini pada tanggal 26 November 2010.

Di bawah ini adalah foto-foto satelit dari earthobservatory.nasa.gov yang menunjukkan sebelum dan sesudah kemunculan pulau tersebut.


Di bawah ini adalah screenshot dari permukaan pulau yang diambil oleh para nelayan Pakistan yang sempat mampir ke pulau tersebut.

Menurut NASA, pulau semacam ini memang biasa muncul dan kemudian segera menghilang karena tertelan ombak.

Jadi, kesaksian Kapten Robson mengenai perjumpaannya dengan pulau yang muncul dari dalam laut juga bukan sesuatu yang mustahil. Namun, apakah benar dia telah menemukan sisa-sisa peradaban manusia di dalamnya? Soal ini memang tidak bisa dikonfirmasi oleh bukti lain selain kesaksian Robson dan wartawan yang mewawancarainya.

Klaim mengenai Atlantis sendiri datang dari Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias.

Jika Atlantis benar-benar ada dan bukan hanya karangan Plato, maka lokasi yang paling mungkin memang tempat dimana SS Jesmond melihat pulau misterius tersebut. Menurut Plato, Atlantis terletak di seberang Pilar-Pilar Herkules yang merupakan sebutan kuno untuk Selat Gibraltar.

Jika pulau yang dilihat Robson memang bagian dari peradaban atlantis, mungkinkah suatu hari ia kembali muncul dan menjawab seluruh keraguan kita?

Baca juga: Legenda Atlantis yang sesungguhnya menurut Timaeus dan Critias.

(the atlantis encyclopediaatlantisonline.smfforfree2.com)